Banyak kota besar di berbagai provinsi di Indonesia dilanda aksi demonstrasi menolak rencana pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono menaikkan harga jual Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi-aksi demo tersebut dilakukan oleh berbagai kelompok mahasiswa dan buruh mulai 26 Maret hingga 30 Maret 2012.
Sebagai salah satu lembaga penegak hukum, Polri menjadi yang terdepan mengamankan aksi demo dibantu oleh TNI.
Polisi memiliki tanggung jawab untuk mendahulukan langkah persuasif, menjaga ketertiban dan menegakkan hukum selama menjaga aksi demo.
Tapi yang sering terlihat adalah polisi melakukan aksi kekerasan terhadap demonstran yang ditangkap bahkan yang sudah menyerah. Berikut sebagian potret buram aksi kekerasan polisi terhadap masyarakat sipil selama aksi demontrasi menolak kenaikan harga BBM di akhir Maret 2012.
Seorang demonstran babak belur setelah dihajar polisi di Makasar, Kamis (29/3). (Antara/Sahrul Manda Tikupadang)
Polisi menyeret-nyeret peserta demonstran di depan Bandara Polonia, Medan, Senin (26/3). (Antara/Irsan Mulyadi)
Seorang intel yang terkena batu (tengah) dibawa polisi untuk mendapat pengobatan di Palu, Kamis (29/3). Dalam setiap aksi demo banyak aparat dengan baju preman alias intel yang menyamar sebagai pedagang asongan, tukang rokok, petugas kebersihan sampai ikut dalam kerumunan massa. (Antara/Basri Marzuki)
Para perwira polisi berpangkat Komisaris Besar sampai harus mengamankan seorang demonstran di depan gedung DPR/DPD/MPR RI, Kamis (29/3). Para perwira polisi sering kerepotan menenangkan anak buahnya yang melakukan aksi kekerasan. (Antara/Prasetyo Utomo)
Satu lagi demonstran yang wajahnya babak belur dihajar polisi di depan kantor DPRD Sulawesi Tengah, Kamis (29/3). (Antara/Mohammad Hamzah)
Intel-intel polisi menangkap demonstran yang sudah babak belur di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (29/3). (Antara/Basri Marzuki)
Polisi mengeroyok seorang mahasiswa di Malang, Jawa Timur, Rabu (28/3). (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Polisi memukuli mahasiswa di depan Gedung DPRD Malang, Jawa Timur, Rabu (28/3). (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Mahasiswa pingsan setelah mengikuti aksi demo di Salemba, Jakarta Pusat, Kamis (29/3) malam. (Antara/M Agung Rajasa)
Sudah minta ampun masih juga dipukuli polisi. (Antara/Yusran Uccang)
Coba perhatikan polisi yang menembakkan gas air mata di depan gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (29/3). Ditembak ke arah manusia bukan ke atas. (Antara/M Risyal Hidayat)
Brimob bersiaga dengan tameng dan pelontar gas air mata di depan kampus Universitas Muhammadiyah Makasar, Kamis (29/3). (Antara/Yusran Uccang)
Kendaraan penyemprot air bertekanan tinggi (water canon), mobil lapis baja sampai anjing dikerahkan polisi dalam mengamankan aksi demo selama beberapa hari terakhir. (Antara/Mohammad Hamzah)
Massa lari setelah ditembak gas air mata oleh polisi di depan gedung MPR/DPR, Kamis (29/3). (Antara/Prasetyo Utomo)
Seorang demonstran melempar batu ke arah polisi di depan Gedung DPR/MPR, Kamis (29/3). Aksi para demonstran yang provokatif sering memicu tindak kekerasan oleh polisi. (Antara/Prasetyo utomo)
Aksi Kekerasan Oleh Polisi
Written By Anton Satria on Rabu, 25 April 2012 | 09.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar