"Anda menyebutnya pembajakan. Kami menyebutnya kebebasan.'' Kalimat itu adalah moto Operasi Payback yang dilancarkan grup hacker Anonymous pada April 2011. Targetnya adalah raksasa elektronik asal Jepang, Sony.
Ketika itu, situs playstation.com milik Sony di-hack sampai bungkam
alias offline selama lima hari. Akibatnya, sekitar 77 juta pelanggan
tidak bisa login untuk bermain online. Pengunjung yang datang cuma
disambut kalimat ''situs ini sedang dalam perbaikan''.
Mengapa
Sony diserang Anonymous? Sepele. Perusahaan digital itu menuntut George
Hotz, hacker jenius berusia 22 tahun yang berhasil mengacak-acak sistem
operasi Playstation seri 3 (PS3).
Mulanya, Sony mengumumkan bahwa
PS3 tidak akan lagi mendukung sistem operasi Linux. George Hotz tidak
terima. Ia lalu membuat program firmware sendiri yang bisa membuat PS3
dijalankan di Linux. Setelah itu, Hotz membagikan firmware itu secara
gratis dan bisa diunduh di blog pribadinya.
Sony pun berang.
Mereka ganti mengeluarkan program tambalan (patch) untuk menetralkan
program Hotz. Tak mau kalah, Hotz lalu membalas dengan meng-upgrade
firmware-nya dan ganti menetralkan patch versi Sony. Sony pun akhirnya
menggugat Hotz atas tuduhan melanggar Digital Copyright Millennium Act
(Undang-Undang Hak Cipta).
Setelah digugat secara resmi, barulah
Hotz jadi jinak. Program untuk memainkan PS3 di Linux tidak lagi
tersedia di blog pribadinya. Blog-nya justru memuat surat gugatan Sony
versi PDF yang bisa dibaca pengunjung.
Kasus itu akhirnya memang
selesai setelah Hotz mengalah dan bersumpah tidak akan lagi
mengacak-acak sistem operasi PS3. Di blog-nya, Hotz menulis bahwa dia
tidak sanggup melawan Sony yang punya anggaran sampai milyaran dolar
untuk membayar pengacara. Hotz bahkan harus meminta sumbangan untuk
membayar jasa pengacara.
Tapi menggugat Hotz adalah kesalahan
terbesar Sony. Sebab, setelah itu, grup hacker Anonymous jadi terpanggil
untuk membantu kawan seperjuangan. Berulang kali situs Sony jadi taget
serangan. ''Sony di-hack sampai 37 kali gara-gara perlakuan mereka
terhadap Hotz,'' kata Mikko Hakkonen dari perusahaan antivirus F-Secure,
seperti dilansir International Business Times.
Di forum
4chan.org, tempat para hacker Anonymous sering mangkal, kasus Sony ini
juga sempat jadi bahan diskusi. Hampir semua memaki-maki sikap Sony yang
menggugat Hotz. Logikanya, seperti dinyatakan seorang user dengan nama
julukan Anonymous (tentu saja), ''Kalau saya membeli PS3, maka PS3 itu
sudah jadi milik saya. Mau saya celupkan ke dalam air, mau saya banting,
itu hak saya.''
Grup Hacker Tanpa Keanggotaan Jelas
Dunia
hacker abad ke-20 memang telah berubah. Dulu, mengacu pada buku klasik
Masters of Deception: The Gang That Ruled The Cyberspace (1993) karya
Michelle Slatalla (berkisah tentang geng hacker New York yang
merontokkan jaringan telepon AT&T pada 1990), grup-grup hacker
memiliki bentuk organisasi dan keanggotaan yang lebih jelas.
Misalnya
Masters of Deception, Legion of Doom, atau Knight of Shadow.
Keanggotaan tiga grup hacker terkuat di Amerika Serikat pada 1990-an ini
cuma 5-15 orang dan saling mengenal satu sama lain. Keanggotaannya juga
didapat hanya setelah pemimpin grup atau anggota lain yang lebih dulu
masuk memberikan persetujuan. Grup hacker saat itu tidak ubahnya klub
sosial elite.
Namun itu tidak berlaku pada Anonymous. Grup hacker
ini tidak memiliki pemimpin, juga tidak punya syarat untuk jadi
anggota. Ia lebih mirip komunitas dengan individu yang memiliki
keterampilan masing-masing. Ada yang benar-benar hacker, tapi lebih
banyak yang cuma simpatisan.
Ketika sebuah operasi meng-hack
target tertentu diumumkan, idenya juga tidak muncul dari semacam
petinggi grup. Yang seringkali terjadi, seorang hacker punya ide untuk
menyerang target tertentu, lalu melempar ide itu ke forum chat dan
menanti respons seberapa banyak anggota komunitas lain yang setuju.
Semakin banyak yang setuju kian besar peluang operasi itu jadi.
Orang
awam bahkan bisa membaca diskusi-diskusi para hacker ini karena
dilakukan lewat program chat umum, seperti IRC atau Mibbit atau realtime
text editor Etherpad. Misalnya, lihat saja percakapan mereka tentang
Operasi Darknet yang dilakukan pada Oktober 2011. Awalnya dibahas di
forum IRC http://irc.lc/anonops/opdarknet.
Ini salah satu operasi
positif yang dilakukan Anonymous dan mendapat banyak dukungan. Operasi
ini menarget para paedofil yang bersembunyi di Deep Web, situs-situs
internet yang kerap diibaratkan sebagai bagian bawah gunung es dan tidak
akan muncul di situs pencari seperti Google.
User hanya bisa
mengakses berbagai situs bawah tanah di Deep Web bila menginstal TOR
(The Onion Router), program yang membuat lalu lintas internet jadi tak
terlacak, di komputer mereka. Baru setelah menginstal TOR, user bisa
mengakses berbagai situs ilegal, seperti situs pemerkosaan, paedofil,
jual-beli shabu, dan berbagai situs gelap lainnya.
Operasi
DarkWeb oleh Anonymous menarget sebuah situs paedofil bernama Lolita
City, tempat para paedofil sering mengobrol sekaligus bertukar gambar
porno bocah-bocah di bawah umur. Sekitar 1.500 data pribadi pelanggan
Lolita City dapat dicuri, mencakup username, password, alamat e-mail,
dan nomor telepon. Data ini lalu dirilis ke publik, disertai pesan agar
FBI dan polisi menangkap para paedofil itu.
Meski, di forum
4chan, Operasi Darknet itu juga dipertanyakan. Pasalnya, 4chan juga
merupakan forum porno. Forum ini bahkan memiliki subforum tempat orang
bisa bertukar gambar porno secara bebas. Kontradiksi ini biasanya
dijelaskan dengan argumen bahwa para hacker Anonymous tidak keberatan
dengan pornografi dewasa. Mereka hanya keberatan dengan pornografi anak.
Dari Main-main Jadi Serius
Awalnya
tidak ada hacker yang langsung menyerang suatu target dengan serius.
Hampir semuanya bermula dari main-main. Demikan juga Anonymous, yang
awalnya kerap disebut "prankster".
Para hacker ini mulanya sering
nongkrong di 4chan, forum yang aslinya merupakan forum diskusi mengenai
anime dan komik Jepang (manga). Berbeda dari kebanyakan forum, user
tidak perlu mendaftar jadi anggota untuk berdiskusi di 4chan. Mereka
tinggal masuk dan otomatis mendapat nickname Anonymous. Dari sinilah
nama Anonymous berasal dan kemudian populer.
Sudah banyak hack
yang dilakukan para hacker yang hobi nongkrong di 4han (terutama
subforum /b/), yang bisa dikategorikan antara iseng dan jelek. Yang
jelek, misalnya, pada 2009, para hacker ini menyerang situs No Cussing
Club bikinan remaja berusia 14 tahun.
No Cussing Club (NCC)
adalah klub sosial yang populer dan banyak dipuji para orangtua karena
visinya. Sesuai dengan namanya (Klub Tidak Memaki), pendiri situs ini,
siswa kelas III SMP bernama McKay Hatch, awalnya tidak sreg karena
banyak teman sekelasnya mengucapkan kata makian macam shit dan fuck
dalam tiap kalimat.
Lalu iseng-iseng dia membikin klub
antimemaki. Tidak disangka, peminatnya banyak. Dari 50 orang teman
sekelas, lalu 100 orang, hingga akhirnya menyebar dan mencapai total
anggota 35.000 orang, terutama para remaja SMP dan SMA di seluruh
Amerika Serikat. Hatch pun mulai diwawancarai media dan dijadikan contoh
inspiratif karena bisa mengajak remaja untuk bertutur kata lebih sopan.
Tapi
para hacker Anonymous justru merasa terganggu oleh popularitas NCC.
Sesuatu yang tidak mengherankan bila membaca frum 4chan/b/ yang
didominasi kata makian campur gambar porno. Mereka pun lalu meng-hack
situs klub itu, menggantinya dengan logo Anonymous, plus menambah
beberapa kata makian kasar.
E-mail klub NCC pun dihujani dengan
spam dan berbagai gambar porno mencapai 35.000 e-mail per hari. Bahkan
rumah McKay mendapat kiriman pekerja seks komersial yang telah dibayar
sampai e-mail ancaman pembunuhan.
Dalam wawancara dengan stasiun
ABC, ayah McKay bercerita bahwa putranya sampai menangis karena tidak
menyangka betapa kasarnya respons yang didapat. Padahal, yang dilakukan
cuma mengampanyekan perilaku bertutur kata secara lebih sopan.
Namun,
memasuki akhir 2010, ketika pendiri WikiLeaks, Julian Assange,
ditangkap, hacking grup Anonymous mulai berubah. Mereka makin serius
terlibat hack-hack dengan motif dan visi yang jelas, terutama terkait
isu kebebasan informasi dan perlawanan terhadap penguasa. Diskusi
mengenai target potensial tidak lagi dilakukan di forum 4chan, tapi
makin sering dilakukan di IRC chanel, seperti #anonops atau di realtime
text editor Piratepad.net
Titik balik inilah yang kemudian jadi
awal keteribatan Anonymous dalam berbagai isu internasional. Para hacker
ini mulai kerap disebut hacktivist (hacker activist). Konsekuensinya,
FBI pun makin serius menyelidik.
Terlibat WikiLeaks
Makin serius sebuah hack, makin
serius pula konsekuensinya. Anonymous mulai terkenal sebagai hacktivis
setelah mereka meng-hack situs MasterCard, Visa, Paypal, dan Amazon.
Serangan yang diberi nama sandi Operasi Pembalasan Assange itu dimulai
karena situs-situs tersebut bekerja sama dengan Pemerintah Amerika
Serikat dan menolak sumbangan yang ditujukan kepada WIkiLeaks.
Keputusan
MasterCard, Visa, dan Paypal membekukan sumbangan yang ditujukan kepada
WikiLeaks memang dikecam hampir semua aktivis hak asasi manusia.
Pasalnya, hal ini menunjukkan betapa institusi keuangan itu berani
mengabaikan hak-hak konsumen.
Aktivis yang juga kritikus
jurnalisme, Jeff Jarvis, mengecam keras keputusan itu dalam akun
Twitter-nya, yang kemudian dikutip banyak media. ''Hei, Visa,
MasterCard, Paypal, ini adalah UANGKU! Berani-beraninya kau
MENGATUR-ATUR siapa yang bisa disumbang dan siapa yang tidak!''
Tidak
bisa menerima sumbangan dari kartu kredit memang pukulan berat bagi
WikiLeaks. Tapi bukan berarti mereka jadi tidak bisa disumbang sama
sekali. WIkiLeaks pun mengumumkan bahwa mereka mulai menerima sumbangan
dalam bentuk bitcoin, mata uang digital yang sebelumnya hanya berlaku di
Deep Web. Inilah mata uang yang paling sering dipakai untuk transaksi
jual-beli narkoba di dunia maya Deep Web, untuk mendaftar jadi anggota
situs paedofil, dan berbagai aktvitas ilegal lainnya.
Keterlibatan
dengan bitcoin memang makin mendekatkan WikiLeaks dengan para hacker
(pendiri WikiLeaks, Assange, juga seorang hacker). Apalagi, bitcoin
memang lahir dari budaya hacker. Mata uang ini tidak bisa dilacak karena
berbasis P2P (peer-to-peer), sistem yang paling sering digunakan para
hacker untuk saling bertukar file seperti musik atau film bajakan.
Musuh Bermunculan
Namun
keterlibatan dengan WIkiLeaks itu pula yang membuat Anonymous makin
dianggap sebagai ancaman oleh Pemerintah Amerika Serikat. Musuh serius
pun mulai muncul, juga dari sesama hacker.
Antara lain The Jester
dan sebuah grup yang menamakan diri Web Ninja. The Jester (ditulis
th3j35t3r) bahkan bisa dibilang sebagai hacker musuh bebuyutan
Anonymous. Walau cuma satu orang, The Jester, yang memperkenalkan diri
sebagai pria berusia 30-50 tahun, pernah bekerja sebagai unit digital di
sebuah kesatuan elite militer, mampu merontokkan situs WikiLeaks dan
membuka data pribadi (disebut doxing) beberapa tokoh Anonymous.
Misalnya
pendiri LulzSec, grup pecahan Anonymous, seseorang dengan username
"Sabu". The Jester termasuk yang pertama kali menduga bahwa identitas
pendiri subgrup pecahan Anonymous ini adalah hacker bernama Hector
Xavier Monsegur, yang tadinya bekerja sebagai programer Limewire (salah
satu program P2P).
Tapi bukan berarti The Jester adalah hacker
pro-pemerintah. Dalam wawancara via Skype dengan majalah teknologi
Wired, ia mengatakan bahwa aparat tidak tahu identitasnya, dan ia juga
terkadang pusing karena diburu dua pihak sekaligus. ''Orang-orang jahat
(grup Anonymous) memburuku, tapi orang-orang baik (polisi) juga
memburuku dan ingin menempatkan aku dalam satu sel dengan orang-orang
jahat,'' katanya.
Kemunculan The Jester pun makin menegaskan
bahwa hacker tidak melulu aktivis. Ada juga, bahkan banyak, hacker yang
jadi kaki tangan pemerintah. Fakta ini makin terungkap ketika LulsSec
pada Juni 2011 berhasil menerobos masuk ke sistem sebuah firma sekuriti
swasta, Unveillance, mencuri percakapan via e-mail CEO firma itu, lalu
merilisnya ke publik. Orang pun bisa membaca bahwa Unveillance sedang
merencanakan serangan hack ke kilang-kilang minyak Libya dengan tujuan
merampok pendapatan Muammar Qaddafy.
Operasi yang diberi kode
sandi Project Dawn itu ternyata juga dibahas seorang hacker yang bekerja
di NSA (Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat). Di salah satu email
disebutkan bahwa proposal serangan cyber ke Libya itu akan ''sampai ke
Gedung Putih''.
Ketika Project Dawn terbuka ke publik, mereka
baru sampai pada tahap mengidentifikasi bahwa kilang-kilang minyak
Qaddafy menggunakan sistem buatan Siemens, Jerman, dan sedang
mendiskusikan alternatif serangan yang paling mungkin.
Terkenal Setelah Gerakan Antikaptalisme
Kalau
ada satu peristiwa yang mengangkat grup hacker Anonymous ke publik yang
lebih luas, bahkan sampai ke tingkat pekerja pabrik di wilayah
pinggiran Amerika yang tidak begitu paham internet, peristiwa itu adalah
demonstrasi antikapitalisme, yang beken disebut "Occupy Wall Street"
(Duduki Wall Street), yang dimulai pada September 2011.
Demonstrasi
yang dimotori sejumlah aktivits LSM itu bertujuan memprotes
keterlibatan korporasi besar di Wall Street yang dianggap bertanggung
jawab atas krisis keuangan 2008, merusak demokrasi dengan uang dan
lobi-lobi mereka, sekaligus memprotes tingginya kesenjangan kemiskinan
di Amerika Serikat.
Grup Anonymous langsung menyatakan sepakat
dengan demonstrasi itu dan di berbagai forum chat mulai mengajak anggota
komunitasnya ikut menduduki Wall Street. Tidak disangka, demonstrasi
antikapitalisme itu berkembang jadi demikian massif. Awalanya diikuti
100 orang, lalu makin populer hingga ribuan orang, bahkan menyebar ke
berbagai negara.
Gerakan Occupy itu berlangsung selama lima bulan
(September 2011-Januari 2012), menyebar di 92 kota di 82 negara,
seperti Inggris, Jerman, Prancis, sampai Korea Selatan. Topeng Guy
Fawkes, simbol yang digunakan para hacker Anonymous sejak 2008, mendadak
jadi simbol resmi gerakan Occupy mulai dari Amerika, Inggris, sampai
Jerman. Para demonstran Occupy yang meliputi remaja sampai para
pensiunan pun membeli topeng Guy Fawkes.
Topeng yang diambil dari
film V for Vendetta (2005) dan diangkat dari novel grafis berjudul sama
itu memang paling cocok menjelaskan ideologi di balik Anonymous. Ribuan
topeng dan kaus Guy Fawkwes laris manis sejak gerakan Occupy populer di
seluruh dunia. Sampai-sampai orang curiga, jangan-jangan Time Warner,
konglomerasi yang memiliki hak cipta atas desain topeng itu sekaligus
distributor film V for Vendetta, diam-diam mendukung gerakan Occupy
karena meningkatkan pendapatan mereka.
Belakangan, isu itu
dibantah para anggota Anonymous karena Time Warner justru salah satu
korporat yang mereka protes. Jadi, sangat tidak mungkin Anonymous
membeli topeng berlisensi hak cipta. Ribuan topeng Guy Fawkes yang laris
manis ternyata hampir semuanya bajakan, diproduksi di Cina, dan dikirim
ke Amerika.
Ide, Bukan Orang
Guy Fawkes adalah sosok
nyata yang pada 1605 berniat meledakkan gedung parlemen Inggris karena
raja saat itu, King James I, bersikap tiran kepada pemeluk agama
Katolik. Namun, ketika diterbitkan jadi novel grafis pada 1998, lalu
diangkat menjadi film, motif agama dalam pemberontakan Guy Fawkes
lenyap. Pemberontakan Guy Fawkers versi komik (juga film) bersifat lebih
mendasar, yakni melawan pemerintahan yang tiran dan menindas rakyatnya
sendiri.
Popularitas film V for Vendetta, yang bertema seorang
bertopeng Guy Fawkes melawan pemerintahan diktator Inggris, makin
menguatkan gagasan Alan Moore, pencipta komik itu. Yang penting adalah
ide, bukan orang. Di akhir cerita, tetap tidak diketahui siapa gerangan
sosok di balik topeng itu. Dia bisa siapa saja, karena topeng Guy Fawkes
tidak mewakili individu tertentu, melainkan sebuah gagasan.
Film
V for Vendetta menjelaskan dengan bagus gagasan itu ketika si pahlawan
bertopeng berhadapan dengan jenderal militer musuh besarnya di sebuah
lorong. Di balik topeng itu tidak sekadar ada daging Mr. Creedy. Di
balik topeng itu ada sebuah ide.
Ide Kebal Peluru
"Ideas are
bulletproof." Kalimat itu kini kerap muncul di berbagai poster grup
Anonymous, para aktivis internet, aktivis demonstran, atau siapa pun
yang sepakat dengan ide menentang tirani. Kalimat itu pula yang muncul
dalam film dokumenter tentang grup hacker Anonymous, berjudul We Are
Legion: The Story of Hacktivist, yang baru saja dirilis awal Maret lalu.
''Kami
tidak mewakili individu tertentu. Kami anonim. Kami mewakili ide,''
demikian penjelasan singkat seorang demonstran Occupy Wall Street
bertopeng Guy Fawkes dalam salah satu adegan film dokumenter itu. ''Good
timing,'' katanya lagi, lalu lari karena polisi dengan pentungan mulai
datang.
Grup Anonymous memang baru saja mendapat pukulan berat
setelah salah satu subgrup mereka, LulzSec, dapat disusupi FBI dan
pemimpinnya, Hector Xavier Monsrgue, dipaksa jadi informan serta
mengorbankan kawan-kawannya.
Namun, sepanjang ide yang lebih
diutamakan, bukannya orang, maka pengganti LulzSec akan segera muncul.
Di salah satu channel IRC Anonymous, misalnya, kini muncul sub-channel
#rebuildLulzSec, yang berisi diskusi untuk menghidupkan lagi grup yang
telah bubar itu, dengan orang dan target hack berbeda.
Dunia
hacker abad ke-20 memang telah berubah. Dulu, pada 1990-an, ketika klub
hacker masih jadi klub elite, hacker adalah sosok individu, bahkan
berusaha menjadikan nama grupnya lebih terkenal dibandingkan dengan grup
lain. Tapi, setelah Anonymous, hacker tidak lagi mewakili sosok. Yang
penting ide, bukan orang.