Mengapa Sony diserang Anonymous? Sepele. Perusahaan digital itu menuntut George Hotz, hacker jenius berusia 22 tahun yang berhasil mengacak-acak sistem operasi Playstation seri 3 (PS3).
Mulanya, Sony mengumumkan bahwa PS3 tidak akan lagi mendukung sistem operasi Linux. George Hotz tidak terima. Ia lalu membuat program firmware sendiri yang bisa membuat PS3 dijalankan di Linux. Setelah itu, Hotz membagikan firmware itu secara gratis dan bisa diunduh di blog pribadinya.
Sony pun berang. Mereka ganti mengeluarkan program tambalan (patch) untuk menetralkan program Hotz. Tak mau kalah, Hotz lalu membalas dengan meng-upgrade firmware-nya dan ganti menetralkan patch versi Sony. Sony pun akhirnya menggugat Hotz atas tuduhan melanggar Digital Copyright Millennium Act (Undang-Undang Hak Cipta).
Setelah digugat secara resmi, barulah Hotz jadi jinak. Program untuk memainkan PS3 di Linux tidak lagi tersedia di blog pribadinya. Blog-nya justru memuat surat gugatan Sony versi PDF yang bisa dibaca pengunjung.
Kasus itu akhirnya memang selesai setelah Hotz mengalah dan bersumpah tidak akan lagi mengacak-acak sistem operasi PS3. Di blog-nya, Hotz menulis bahwa dia tidak sanggup melawan Sony yang punya anggaran sampai milyaran dolar untuk membayar pengacara. Hotz bahkan harus meminta sumbangan untuk membayar jasa pengacara.
Tapi menggugat Hotz adalah kesalahan terbesar Sony. Sebab, setelah itu, grup hacker Anonymous jadi terpanggil untuk membantu kawan seperjuangan. Berulang kali situs Sony jadi taget serangan. ''Sony di-hack sampai 37 kali gara-gara perlakuan mereka terhadap Hotz,'' kata Mikko Hakkonen dari perusahaan antivirus F-Secure, seperti dilansir International Business Times.
Di forum 4chan.org, tempat para hacker Anonymous sering mangkal, kasus Sony ini juga sempat jadi bahan diskusi. Hampir semua memaki-maki sikap Sony yang menggugat Hotz. Logikanya, seperti dinyatakan seorang user dengan nama julukan Anonymous (tentu saja), ''Kalau saya membeli PS3, maka PS3 itu sudah jadi milik saya. Mau saya celupkan ke dalam air, mau saya banting, itu hak saya.''
Grup Hacker Tanpa Keanggotaan Jelas
Dunia hacker abad ke-20 memang telah berubah. Dulu, mengacu pada buku klasik Masters of Deception: The Gang That Ruled The Cyberspace (1993) karya Michelle Slatalla (berkisah tentang geng hacker New York yang merontokkan jaringan telepon AT&T pada 1990), grup-grup hacker memiliki bentuk organisasi dan keanggotaan yang lebih jelas.
Misalnya Masters of Deception, Legion of Doom, atau Knight of Shadow. Keanggotaan tiga grup hacker terkuat di Amerika Serikat pada 1990-an ini cuma 5-15 orang dan saling mengenal satu sama lain. Keanggotaannya juga didapat hanya setelah pemimpin grup atau anggota lain yang lebih dulu masuk memberikan persetujuan. Grup hacker saat itu tidak ubahnya klub sosial elite.
Namun itu tidak berlaku pada Anonymous. Grup hacker ini tidak memiliki pemimpin, juga tidak punya syarat untuk jadi anggota. Ia lebih mirip komunitas dengan individu yang memiliki keterampilan masing-masing. Ada yang benar-benar hacker, tapi lebih banyak yang cuma simpatisan.
Ketika sebuah operasi meng-hack target tertentu diumumkan, idenya juga tidak muncul dari semacam petinggi grup. Yang seringkali terjadi, seorang hacker punya ide untuk menyerang target tertentu, lalu melempar ide itu ke forum chat dan menanti respons seberapa banyak anggota komunitas lain yang setuju. Semakin banyak yang setuju kian besar peluang operasi itu jadi.
Orang awam bahkan bisa membaca diskusi-diskusi para hacker ini karena dilakukan lewat program chat umum, seperti IRC atau Mibbit atau realtime text editor Etherpad. Misalnya, lihat saja percakapan mereka tentang Operasi Darknet yang dilakukan pada Oktober 2011. Awalnya dibahas di forum IRC http://irc.lc/anonops/opdarknet.
Ini salah satu operasi positif yang dilakukan Anonymous dan mendapat banyak dukungan. Operasi ini menarget para paedofil yang bersembunyi di Deep Web, situs-situs internet yang kerap diibaratkan sebagai bagian bawah gunung es dan tidak akan muncul di situs pencari seperti Google.
User hanya bisa mengakses berbagai situs bawah tanah di Deep Web bila menginstal TOR (The Onion Router), program yang membuat lalu lintas internet jadi tak terlacak, di komputer mereka. Baru setelah menginstal TOR, user bisa mengakses berbagai situs ilegal, seperti situs pemerkosaan, paedofil, jual-beli shabu, dan berbagai situs gelap lainnya.
Operasi DarkWeb oleh Anonymous menarget sebuah situs paedofil bernama Lolita City, tempat para paedofil sering mengobrol sekaligus bertukar gambar porno bocah-bocah di bawah umur. Sekitar 1.500 data pribadi pelanggan Lolita City dapat dicuri, mencakup username, password, alamat e-mail, dan nomor telepon. Data ini lalu dirilis ke publik, disertai pesan agar FBI dan polisi menangkap para paedofil itu.
Meski, di forum 4chan, Operasi Darknet itu juga dipertanyakan. Pasalnya, 4chan juga merupakan forum porno. Forum ini bahkan memiliki subforum tempat orang bisa bertukar gambar porno secara bebas. Kontradiksi ini biasanya dijelaskan dengan argumen bahwa para hacker Anonymous tidak keberatan dengan pornografi dewasa. Mereka hanya keberatan dengan pornografi anak.
Dari Main-main Jadi Serius
Awalnya tidak ada hacker yang langsung menyerang suatu target dengan serius. Hampir semuanya bermula dari main-main. Demikan juga Anonymous, yang awalnya kerap disebut "prankster".
Para hacker ini mulanya sering nongkrong di 4chan, forum yang aslinya merupakan forum diskusi mengenai anime dan komik Jepang (manga). Berbeda dari kebanyakan forum, user tidak perlu mendaftar jadi anggota untuk berdiskusi di 4chan. Mereka tinggal masuk dan otomatis mendapat nickname Anonymous. Dari sinilah nama Anonymous berasal dan kemudian populer.
Sudah banyak hack yang dilakukan para hacker yang hobi nongkrong di 4han (terutama subforum /b/), yang bisa dikategorikan antara iseng dan jelek. Yang jelek, misalnya, pada 2009, para hacker ini menyerang situs No Cussing Club bikinan remaja berusia 14 tahun.
No Cussing Club (NCC) adalah klub sosial yang populer dan banyak dipuji para orangtua karena visinya. Sesuai dengan namanya (Klub Tidak Memaki), pendiri situs ini, siswa kelas III SMP bernama McKay Hatch, awalnya tidak sreg karena banyak teman sekelasnya mengucapkan kata makian macam shit dan fuck dalam tiap kalimat.
Lalu iseng-iseng dia membikin klub antimemaki. Tidak disangka, peminatnya banyak. Dari 50 orang teman sekelas, lalu 100 orang, hingga akhirnya menyebar dan mencapai total anggota 35.000 orang, terutama para remaja SMP dan SMA di seluruh Amerika Serikat. Hatch pun mulai diwawancarai media dan dijadikan contoh inspiratif karena bisa mengajak remaja untuk bertutur kata lebih sopan.
Tapi para hacker Anonymous justru merasa terganggu oleh popularitas NCC. Sesuatu yang tidak mengherankan bila membaca frum 4chan/b/ yang didominasi kata makian campur gambar porno. Mereka pun lalu meng-hack situs klub itu, menggantinya dengan logo Anonymous, plus menambah beberapa kata makian kasar.
E-mail klub NCC pun dihujani dengan spam dan berbagai gambar porno mencapai 35.000 e-mail per hari. Bahkan rumah McKay mendapat kiriman pekerja seks komersial yang telah dibayar sampai e-mail ancaman pembunuhan.
Dalam wawancara dengan stasiun ABC, ayah McKay bercerita bahwa putranya sampai menangis karena tidak menyangka betapa kasarnya respons yang didapat. Padahal, yang dilakukan cuma mengampanyekan perilaku bertutur kata secara lebih sopan.
Namun, memasuki akhir 2010, ketika pendiri WikiLeaks, Julian Assange, ditangkap, hacking grup Anonymous mulai berubah. Mereka makin serius terlibat hack-hack dengan motif dan visi yang jelas, terutama terkait isu kebebasan informasi dan perlawanan terhadap penguasa. Diskusi mengenai target potensial tidak lagi dilakukan di forum 4chan, tapi makin sering dilakukan di IRC chanel, seperti #anonops atau di realtime text editor Piratepad.net
Titik balik inilah yang kemudian jadi awal keteribatan Anonymous dalam berbagai isu internasional. Para hacker ini mulai kerap disebut hacktivist (hacker activist). Konsekuensinya, FBI pun makin serius menyelidik.
Terlibat WikiLeaks
Makin serius sebuah hack, makin serius pula konsekuensinya. Anonymous mulai terkenal sebagai hacktivis setelah mereka meng-hack situs MasterCard, Visa, Paypal, dan Amazon. Serangan yang diberi nama sandi Operasi Pembalasan Assange itu dimulai karena situs-situs tersebut bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat dan menolak sumbangan yang ditujukan kepada WIkiLeaks.
Keputusan MasterCard, Visa, dan Paypal membekukan sumbangan yang ditujukan kepada WikiLeaks memang dikecam hampir semua aktivis hak asasi manusia. Pasalnya, hal ini menunjukkan betapa institusi keuangan itu berani mengabaikan hak-hak konsumen.
Aktivis yang juga kritikus jurnalisme, Jeff Jarvis, mengecam keras keputusan itu dalam akun Twitter-nya, yang kemudian dikutip banyak media. ''Hei, Visa, MasterCard, Paypal, ini adalah UANGKU! Berani-beraninya kau MENGATUR-ATUR siapa yang bisa disumbang dan siapa yang tidak!''
Tidak bisa menerima sumbangan dari kartu kredit memang pukulan berat bagi WikiLeaks. Tapi bukan berarti mereka jadi tidak bisa disumbang sama sekali. WIkiLeaks pun mengumumkan bahwa mereka mulai menerima sumbangan dalam bentuk bitcoin, mata uang digital yang sebelumnya hanya berlaku di Deep Web. Inilah mata uang yang paling sering dipakai untuk transaksi jual-beli narkoba di dunia maya Deep Web, untuk mendaftar jadi anggota situs paedofil, dan berbagai aktvitas ilegal lainnya.
Keterlibatan dengan bitcoin memang makin mendekatkan WikiLeaks dengan para hacker (pendiri WikiLeaks, Assange, juga seorang hacker). Apalagi, bitcoin memang lahir dari budaya hacker. Mata uang ini tidak bisa dilacak karena berbasis P2P (peer-to-peer), sistem yang paling sering digunakan para hacker untuk saling bertukar file seperti musik atau film bajakan.
Musuh Bermunculan
Namun keterlibatan dengan WIkiLeaks itu pula yang membuat Anonymous makin dianggap sebagai ancaman oleh Pemerintah Amerika Serikat. Musuh serius pun mulai muncul, juga dari sesama hacker.
Antara lain The Jester dan sebuah grup yang menamakan diri Web Ninja. The Jester (ditulis th3j35t3r) bahkan bisa dibilang sebagai hacker musuh bebuyutan Anonymous. Walau cuma satu orang, The Jester, yang memperkenalkan diri sebagai pria berusia 30-50 tahun, pernah bekerja sebagai unit digital di sebuah kesatuan elite militer, mampu merontokkan situs WikiLeaks dan membuka data pribadi (disebut doxing) beberapa tokoh Anonymous.
Misalnya pendiri LulzSec, grup pecahan Anonymous, seseorang dengan username "Sabu". The Jester termasuk yang pertama kali menduga bahwa identitas pendiri subgrup pecahan Anonymous ini adalah hacker bernama Hector Xavier Monsegur, yang tadinya bekerja sebagai programer Limewire (salah satu program P2P).
Tapi bukan berarti The Jester adalah hacker pro-pemerintah. Dalam wawancara via Skype dengan majalah teknologi Wired, ia mengatakan bahwa aparat tidak tahu identitasnya, dan ia juga terkadang pusing karena diburu dua pihak sekaligus. ''Orang-orang jahat (grup Anonymous) memburuku, tapi orang-orang baik (polisi) juga memburuku dan ingin menempatkan aku dalam satu sel dengan orang-orang jahat,'' katanya.
Kemunculan The Jester pun makin menegaskan bahwa hacker tidak melulu aktivis. Ada juga, bahkan banyak, hacker yang jadi kaki tangan pemerintah. Fakta ini makin terungkap ketika LulsSec pada Juni 2011 berhasil menerobos masuk ke sistem sebuah firma sekuriti swasta, Unveillance, mencuri percakapan via e-mail CEO firma itu, lalu merilisnya ke publik. Orang pun bisa membaca bahwa Unveillance sedang merencanakan serangan hack ke kilang-kilang minyak Libya dengan tujuan merampok pendapatan Muammar Qaddafy.
Operasi yang diberi kode sandi Project Dawn itu ternyata juga dibahas seorang hacker yang bekerja di NSA (Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat). Di salah satu email disebutkan bahwa proposal serangan cyber ke Libya itu akan ''sampai ke Gedung Putih''.
Ketika Project Dawn terbuka ke publik, mereka baru sampai pada tahap mengidentifikasi bahwa kilang-kilang minyak Qaddafy menggunakan sistem buatan Siemens, Jerman, dan sedang mendiskusikan alternatif serangan yang paling mungkin.
Terkenal Setelah Gerakan Antikaptalisme
Kalau ada satu peristiwa yang mengangkat grup hacker Anonymous ke publik yang lebih luas, bahkan sampai ke tingkat pekerja pabrik di wilayah pinggiran Amerika yang tidak begitu paham internet, peristiwa itu adalah demonstrasi antikapitalisme, yang beken disebut "Occupy Wall Street" (Duduki Wall Street), yang dimulai pada September 2011.
Demonstrasi yang dimotori sejumlah aktivits LSM itu bertujuan memprotes keterlibatan korporasi besar di Wall Street yang dianggap bertanggung jawab atas krisis keuangan 2008, merusak demokrasi dengan uang dan lobi-lobi mereka, sekaligus memprotes tingginya kesenjangan kemiskinan di Amerika Serikat.
Grup Anonymous langsung menyatakan sepakat dengan demonstrasi itu dan di berbagai forum chat mulai mengajak anggota komunitasnya ikut menduduki Wall Street. Tidak disangka, demonstrasi antikapitalisme itu berkembang jadi demikian massif. Awalanya diikuti 100 orang, lalu makin populer hingga ribuan orang, bahkan menyebar ke berbagai negara.
Gerakan Occupy itu berlangsung selama lima bulan (September 2011-Januari 2012), menyebar di 92 kota di 82 negara, seperti Inggris, Jerman, Prancis, sampai Korea Selatan. Topeng Guy Fawkes, simbol yang digunakan para hacker Anonymous sejak 2008, mendadak jadi simbol resmi gerakan Occupy mulai dari Amerika, Inggris, sampai Jerman. Para demonstran Occupy yang meliputi remaja sampai para pensiunan pun membeli topeng Guy Fawkes.
Topeng yang diambil dari film V for Vendetta (2005) dan diangkat dari novel grafis berjudul sama itu memang paling cocok menjelaskan ideologi di balik Anonymous. Ribuan topeng dan kaus Guy Fawkwes laris manis sejak gerakan Occupy populer di seluruh dunia. Sampai-sampai orang curiga, jangan-jangan Time Warner, konglomerasi yang memiliki hak cipta atas desain topeng itu sekaligus distributor film V for Vendetta, diam-diam mendukung gerakan Occupy karena meningkatkan pendapatan mereka.
Belakangan, isu itu dibantah para anggota Anonymous karena Time Warner justru salah satu korporat yang mereka protes. Jadi, sangat tidak mungkin Anonymous membeli topeng berlisensi hak cipta. Ribuan topeng Guy Fawkes yang laris manis ternyata hampir semuanya bajakan, diproduksi di Cina, dan dikirim ke Amerika.
Ide, Bukan Orang
Guy Fawkes adalah sosok nyata yang pada 1605 berniat meledakkan gedung parlemen Inggris karena raja saat itu, King James I, bersikap tiran kepada pemeluk agama Katolik. Namun, ketika diterbitkan jadi novel grafis pada 1998, lalu diangkat menjadi film, motif agama dalam pemberontakan Guy Fawkes lenyap. Pemberontakan Guy Fawkers versi komik (juga film) bersifat lebih mendasar, yakni melawan pemerintahan yang tiran dan menindas rakyatnya sendiri.
Popularitas film V for Vendetta, yang bertema seorang bertopeng Guy Fawkes melawan pemerintahan diktator Inggris, makin menguatkan gagasan Alan Moore, pencipta komik itu. Yang penting adalah ide, bukan orang. Di akhir cerita, tetap tidak diketahui siapa gerangan sosok di balik topeng itu. Dia bisa siapa saja, karena topeng Guy Fawkes tidak mewakili individu tertentu, melainkan sebuah gagasan.
Film V for Vendetta menjelaskan dengan bagus gagasan itu ketika si pahlawan bertopeng berhadapan dengan jenderal militer musuh besarnya di sebuah lorong. Di balik topeng itu tidak sekadar ada daging Mr. Creedy. Di balik topeng itu ada sebuah ide.
Ide Kebal Peluru
"Ideas are bulletproof." Kalimat itu kini kerap muncul di berbagai poster grup Anonymous, para aktivis internet, aktivis demonstran, atau siapa pun yang sepakat dengan ide menentang tirani. Kalimat itu pula yang muncul dalam film dokumenter tentang grup hacker Anonymous, berjudul We Are Legion: The Story of Hacktivist, yang baru saja dirilis awal Maret lalu.
''Kami tidak mewakili individu tertentu. Kami anonim. Kami mewakili ide,'' demikian penjelasan singkat seorang demonstran Occupy Wall Street bertopeng Guy Fawkes dalam salah satu adegan film dokumenter itu. ''Good timing,'' katanya lagi, lalu lari karena polisi dengan pentungan mulai datang.
Grup Anonymous memang baru saja mendapat pukulan berat setelah salah satu subgrup mereka, LulzSec, dapat disusupi FBI dan pemimpinnya, Hector Xavier Monsrgue, dipaksa jadi informan serta mengorbankan kawan-kawannya.
Namun, sepanjang ide yang lebih diutamakan, bukannya orang, maka pengganti LulzSec akan segera muncul. Di salah satu channel IRC Anonymous, misalnya, kini muncul sub-channel #rebuildLulzSec, yang berisi diskusi untuk menghidupkan lagi grup yang telah bubar itu, dengan orang dan target hack berbeda.
Dunia hacker abad ke-20 memang telah berubah. Dulu, pada 1990-an, ketika klub hacker masih jadi klub elite, hacker adalah sosok individu, bahkan berusaha menjadikan nama grupnya lebih terkenal dibandingkan dengan grup lain. Tapi, setelah Anonymous, hacker tidak lagi mewakili sosok. Yang penting ide, bukan orang.
0 komentar:
Posting Komentar